Thursday, May 7, 2015

Aset, Kewajiban, dan Modal

Aset, kewajiban, dan modal dalam akuntansi adalah 3 hal yang tidak bisa kita lepaskan dari Akuntansi. Aku menyebutnya TRINITAS AKUNTANSI. Karena, ketiga hal ini tidak bisa dipisahkan satu sama lain, saling melengkapi, dan sangat esensial dalam akuntansi.

A. ASET
Aset adalah sumber-sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan yang biasa dinyatakan dalam satuan uang. Nama lain dari aset adalah HARTA. Kalau kita bicara harta, berarti ia adalah segala sesuatu yang BERHARGA yang kita MILIKI. Karena ia berharga, otomatis dapat kita tukarkan dengan uang. Karena ia milik kita, berarti aset tidak bisa diklaim atau diakui oleh orang lain yang tidak memiliki hak atasnya secara hukum.

Aset terdiri dari 2 macam, yaitu:
1. Aset Lancar
Aset lancar dapat didefinisikan sebagai aset yang saldonya akan banyak mengalami fluktuasi (bertambah-berkurang) dalam kurun waktu kurang dari setahun.
Ia terdiri dari:
- Kas
- Piutang Usaha
- Persediaan
- Perlengkapan Kantor
- Asuransi Dibayar di Muka
- dsb

2. Aset Tidak Lancar
Aset lancar dapat didefinisikan sebagai aset yang saldonya relatif lebih permanen atau tidak mudah berkurang-atau bertambah.
Ia terdiri dari:
- Tanah
- Gedung
- Peralatan
- Mesin
- Saham
- Dsb

INGAT!
SEMUA AKUN ASET (KECUALI PENGURANGNYA, MISAL AKUMULASI PENYUSUTAN) ADALAH BERSALDO NORMAL DI DEBIT. 

B. KEWAJIBAN
Kewajiban adalah “utang” yang harus dibayar oleh perusahaan dengan uang atau jasa pada satu masa tertentu di masa yang akan datang. Namun, tidak semua kewajiban berbentuk utang.
Kewajiban juga terdiri dari 2 macam, yaitu:
1. Utang Jangka Pendek
Ia biasanya berjangka 1 tahun atau kurang.
- Utang Usaha
- Utang Wesel
- Pendapatan Diterima di Muka

2. Utang Jangka Panjang
Ia biasanya berjangka lebih dari 1 tahun.
- Utang hipotek
- Utang obligasi

INGAT!
SEMUA AKUN KEWAJIBAN BERSALDO NORMAL DI KREDIT. 

C. Modal (Ekuitas)
Mungkin bagi orang awam, modal dan harta itu kurang lebih sama saja. Namun, dalam akuntansi, dua hal ini jelas berbeda. Kalau harta tadi Ian sumber-sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan yang biasa dinyatakan dalam satuan uang. Sedangkan Modal bisa diartikan sebagai hak kepemilikan harta (aset) perusahaan oleh pemilik perusahaan ybs.

Analogi sederhananya seperti ini:
Andaikata kamu ingin membeli laptop seharga Rp 5.000.000. namun, uang kamu Cuma Rp 2.000.000. maka, kamu kemudian meminjam uang ke teman kamu sebesar Rp 3.000.000. Sehingga, uang kamu menjadi Rp 5.000.000, dan kemudian kamu langsung beli laptop tadi yang harganya Rp 5.000.000. Berarti sekarang laptop itu merupakan asetmu (Rp 5.000.000). namun, laptop itu tidak bisa kamu anggap sebagai modal kamu, karena uang untuk membelinya adalah gabungan uang temanmu (Rp 3.000.000) dan uangmu sendiri (Rp 2.000.000). Sehingga, modal kamu yang sesungguhnya adalah harga laptop (aset) dikurangi utangmu (kewajiban), sehingga modal kamu adalah Rp 2.000.000 (Rp 5.000.000 – Rp 3.000.000).

Dari analogi di atas, dapat kita lihat bahwa modal kita adalah uang yang benar-benar dapat kita klaim atau akui dan tidak bisa diklaim oleh orang lain. Itulah modal.



Laju Reaksi #1 - Kimia Kelas XI

Ketika kalian berkendara, apa yang kalian pikirkan ketika kalian mengamati speedometer? Kalian mungkin langsung mengatakan angka yang ditunjukkan oleh jarum pada speedometer adalah besar laju kendaraan yang kalian kendarai. Dalam hal ini laju kendaraan kalian biasanya dinyatakan dalam besaran Kmph (kilometer per hour / kilometer per jam).

Dalam kimia, ada beberapa reaksi yang berjalan cepat ada pula yang berlangsung lama. Coba kita bandingkan antara reaksi perkaratan dengan reaksi pembakaran bensin. Untuk dapat mengamati perubahan dalam reaksi perkaratan kita butuh waktu beberapa hari untuk dapat melihat perubahan yang berarti. Namun untuk pembakaran bensin, ketika kita sulut dengan api, maka dalam waktu sepersekian detik, maka bensin sudah mulai terbakar (bereaksi dengan oksigen) dengan sangat cepat dan menghasilkan panas yang besar.

Dari situ kita dapat menyimpulkan bahwa sama seperti kendaraan di jalanan, reaksi kimia ada yang berjalan dengan cepat, ada yang berjalan dengan lambat. Namun bedanya, jikalau laju kendaraan diukur dengan satuan jarak per satuan waktu (misalkan meter per detik), laju reaksi kimia diukur dengan satuan molaritas per satuan waktu. Satuan waktu yang biasa digunakan adalah detik, namun tidak jarang juga digunakan satuan waktu jam, hari, bahkan tahun. Data laju reaksi kimia hanya dapat kita peroleh dari hasil percobaan.

Mari kita amati reaksi antara hidrogen dan oksigen membentuk air (H2O)
.
O2(g) + 2H2(g) à 2H2O(l)

Laju reaksi (r) dapat kita notasikan dengan beberapa cara:

Jadi laju reaksi di atas dapat dituliskan sebagai laju pengurangan O2 (merah), laju pengurangan H2 (kuning), dan laju pertambahan H2O (hijau). Untuk laju pengurangan reaktan, kita beri tanda minus untuk membuat nilainya positif. Kenapa? Karena, seperti yang kita ketahui, delta (Δ) merupakan simbol matematis yang mengungkapkan selisih keadaan akhir dan awal. Nah, karena pengurangan, maka konsentrasi reaktan akhir pasti akan lebih kecil daripada konsentrasi awal, maka delta-nya pun bernilai negatif. Untuk membuat nilainya sama dengan r yang bernilai positif, maka tinggal kita kalian dengan -1 untuk membuatnya bernilai positif.Untuk menghitung, misalkan, laju pengurangan H2 dari laju reaksi, maka kita tinggal kalikan laju reaksi (r) dengan koefisien H2, yaitu 2. MIsalkan diketahui laju reaksi di atas adalah 0,01 s/detik. Maka laju pengurangan konsentrasi O2 adalah 1 x 0,01 M/detik = 0,01 M/detik, laju pengurangan H2 = 2 x 0,01 M/detik, sedangkan laju pertambahan H2O = 2 x 0,01 M/detik = 0,02 M/detik.Jadi, untuk “rumus” umumnya seperti ini:
aA + bB à cC + dD
Untuk lebih memahami lebih dalam, mari simak contoh soal berikut

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi

1. Suhu

Jika dilihat dari segi mikroskopis, reaksi terjadi apabila ada dua molekul yang saling bertumbukan satu sama lain, diikuti oleh molekul-molekul lainnya. Tumbukan ini terjadi sebagai hasil dari energi kinetis (energi gerak) yang dikandung oleh setiap molekul. Namun, tidak setiap saat molekul bertumbukan akan terjadi reaksi, melainkan harus ketika jumlah energi kinetis minimum tertentu tercapai. Total energi kinetis minimum inilah yang disebut energi aktivasi. Jadi jikalau kita mencampurkan senyawa A dan senyawa B saat energi kinetisnya di bawah energi aktivasi, maka kita tidak akan melihat reaksi yanng terjadi secara makroskopis. 

Lalu bagaimana caranya meningkatkan energi kinetis suatu molekul? Jawabannya adalah dengan meningkatkan suhu sistem. Misalkan kita punya senyawa A  yang terdiri dari 100 molekul A dan senyawa B yang terdiri dari 100 molekul B. Pada suhu 70°C ada 50 molekul A dan 50 molekul B yang memiliki energi kinetis cukup untuk bisa bertumbukan dan bereaksi. Ketika kita naikan suhu sistem menjadi 90°C, maka jumlah molekul A dan molekul B yang memiliki energi kinetis minimum untuk bertumbukan dan bereaksi menjadi masing-masing 70 (70%). Dengan begitu, kita mempercepat laju reaksi antara senyawa A dan B.

Grafik Distribusi Energi Kinetis pada Dua Suhu Berbeda, T1 dan T2
Sumber: Chemistry, Brady et. al., hal. 666

Tidak cuma bergantung pada energi aktivasi, laju reaksi juga bergantung pada orientasi tumbukan. Jika orientasi tumbukan tidak tepat, walaupun molekulnya memiliki energi kinetis cukup, maka tidak akan terjadi reaksi di antara keduanya. Tetapi, jika semakin banyak molekul yang bertumbukan (diakibatkan energi kinetis terkandung dalam molekul), maka semakin besar pula kemungkinan untuk molekul bertumbukan dengan orientasi yang tepat.
(a)     Orientasi Molekul yang Efektif Mendukung Terjadinya Tumbukan
(b) Orientasi Molekul Tidak Efektif, Sehingga Tidak Menghasilkan Produk
Sumber: Chemistry, Raymond Chang hal. 587

2. Konsentrasi
Menurut teori tumbukan, maka semakin banyak konsentrasi (semakin banyak molekul per satuan volume), maka akan semakin banyak kemungkinan molekul-molekul bertumbukan dan menghasilkan produk. 

Kita ibaratkan dengan kerumunan orang di suatu tempat. Misalkan jika ada 10 orang di dalam suatu rumah yang besar, maka orang-orang di dalam rumah itu mungkin akan jarang berpapasan dan tidak akan terjadi komunikasi (membentuk ikatan). Namun jika ada 50 orang yang dijejal dalam rumah tersebut, pasti akan sering terjadi orang-orang tersebut berpapasan dan bahkan mulai membentuk ikatan (persahabatan) satu sama lain.

3. Tekanan
Tekanan berbanding terbalik dengan volume. Misalkan ketika kalian menekan piston pada sebuah tabung yang terisi udara, maka kalian berarti memperkecil volume. Dengan ini, kalian berarti memperbesar tekanan pada tabung tersebut. Ini ditandai dengan semakin sulitnya kalian menekan piston tersebut.

Dengan volume yang semakin kecil (karena tekanan semakin besar), maka konsentrasi reaktan pada suatu sistem akan semakin besar (konsentrasi atau molaritas = jumlah mol reaktan / volume reaktan). Sehingga, dengan memperbesar tekanan, maka kalian juga meningkatkan laju reaksi seperti yang sudah dijelaskan pada poin 2.

4. Luas Permukaan
Semakin besar luas permukaan zat reaktan, semakin besar pula laju reaksi yang terjadi. Memperluas permukaan bisa dilakukan dengan cari menghaluskan bongkahan material padat. Misalkan kita punya 1 bongkah gula batu yang berukuran 1 cm x 1 cm x 1 cm, maka luas permukaannya adalah 6 cm2. Lalu bongkahan tersebut kita pecah menjadi 4 persegi panjang sama besar dengan ukuran 0,5 cm x 1 cm x 0,5 cm, maka sekarang luas permukaan total menjadi 4 x [(0,5x0,5x2) + (0,5x1x4)] = 10 cm2. Kemudian dipotong lagi menjadi 16 persegi panjang dengan ukuran 0,25 cm x 1 cm x 0,25 cm, maka sekarang luas permukaannya menjadi 16 x [(0,25x0,25x2) + (0,25x1x4)] = 18 cm2. Begitu seterusnya, semakin halus butirannya, semakin besar luas permukaannya.

Misalkan, akan lebih mudah melarutkan gula berbentuk serbuk daripada berbentuk bongkahan. Itu karena dalam bentuk serbuk, akan lebih banyak molekul gula yang bersetuhan dengan air dalam suatu waktu dibandingkan jika gula dalam bentuk bongkahan.






Nomor Atom dan Nomor Massa - Kimia Kelas X

A. NOMOR ATOM DAN NOMOR MASSA

A.1. Nomor Atom

Nomor atom (Z) mewakili banyaknya proton yang dimiliki oleh suatu atom. Pada atom netral atau tidak bermuatan, nomor atom juga mewakili jumlah elektron yang mengelilingi inti atom (jelas, karena supaya netral muatan positif yang dimiliki suatu atom harus sama dengan muatan negatif dari elektron). Nomor atomlah yang menentukan sifat suatu atom, dengan kata lain identitas suatu atom. Nomor atomlah yang membuat atom karbon atom karbon, atom oksigen atom oksigen, dst. 

Nomor atom biasanya ditulis di bagian bawah kiri nama unsur / atom, misalkan 2He. Notasi 2He menyatakan bahwa setiap atom helium yang netral memilki 2 proton dan 2 elektron.
karbon-12

A.2. Nomor Massa
Nomor massa (A) adalah penjumlahan dari jumlah proton (nomor atom) dan neutron. Sehingga, jumlah neutron merupakan pengurangan dari nomor massa dengan nomor atom. Nomor massa biasanya ditulis di bagian kiri atas dari simbol atom unsur.

Contohnya sebagai berikut:
oksigen 16
Jadi untuk contoh di atas, atom oksigen-16 memiliki nomor massa 16. Jika kita ingin mengetahi jumlah neutronnya, maka tinggal kita kurangkan nomor massa dan nomor atom, 16-8 = 8. Sehingga, neutron yang dimiliki oleh oksigen-16 adalah 8 buah.

B. ISOTOP, ISOBAR, dan ISOTON

B.1. Isotop
Seperti yang sudah aku jelaskan, yang membedakan suatu atom unsur satu dengan atom unsur lainnya adalah nomor atomnya (ibaratkan sebagai namanya/identitasnya), alias jumlah protonnya. Misalkan, yang membuat atom oksigen atom oksigen adalah protonnya yang berjumlah 8. Jika, andaikata kita bisa menambah 1 proton ke atom oksigen tersebut sehingga total protonnya sekarang menjadi 9, maka sekarang atom tersebut bukan lagi atom oksigen, melainkan atom F (fluorin), silakan lihat tabel periodik.

Lalu bagaimana jika atom O yang mempunyai proton sebanyak 8 buah dan neutron 8 buah tadi kita tambahkan 1 neutron. Apakah atom tersebut berubah menjadi atom unsur lain? Jawabannya adalah TIDAK! Karena seperti yang kukatakan ribuan kali, yang membedakan satu atom dengan atom lainnya adalah jumlah proton, sedangkan neutron dan elektron tidak berpengaruh. 

Nah, dan ternyata di alam banyak ditemukan suatu unsur yang terdiri dari beberapa atom yang memiliki jumlah proton yang sama, namun jumlah neutron yang berbeda. Jika jumlah protonnya sama tapi jumlah neutronnya berbeda, apa yang berbeda, nomor atom atau nomor massa? Ya, nomor massanya berbeda, tetapi nomor atom tetap sama. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut.



Ketiga atom di atas memilki nomor atom yang sama, yaitu 1. Sehingga semuanya merupakan atom unsur hidrogen. Ketiganya memiliki sifat hidrogen yang kita kenal, seperti mudah terbakar dan dapat bereaksi dengan oksigen membentuk H2 alias air. Tapi yang membedakan ketiganya adalah nomor massanya. Perbedaan nomor massa mengindikasikan adanya perbedaan jumlah neutron. Coba hitung jumlah neutron pada setiap isotop hidrogen di atas!

Agar mudah dalam penyebutannya, kita cukup menyebutkan hidrogen-1 untuk isotop hidrogen yang memiliki nomor massa 1, hidrogen-2 untuk isotop hidrogen yang mempunyai nomor massa 2, dst. KHUSUS UNTUK HIDROGEN, untuk mempermudah dalam membedakannya, ilmuwan menamai hidrogen-1 sebagai protium (Yunani: prota = pertama), hidrogen-2 sebagai deuterium (Yunani: deuteros = kedua), dan hidrogen-3 sebagai tritium (Yunani: tritos = ketiga).

Berikut adalah gambaran isotop-isotop hidrogen di atas.

atom isotop protium deuterium tritium
Gambaran atom isotop-isotop hidrogen (merah=proton, hijau = neutron)
Sumber: Chemistry, Raymond Chang, hal. 50
B.2. Isobar
Isobar adalah atom-atom yang memiliki nomor massa sama, tetapi nomor atom berbeda. Jadi, isobar merupakan kebalikan dari isotop. Isobar suatu atom memiliki sifat kimiawi berbeda. Lihat contoh berikut untuk lebih jelasnya.

Hidrogen-3 (tritium) memiliki nomor massa yang sama dengan helium-3. Walau begitu karena sifat kimia suatu atom HANYA ditentukan oleh jumlah protonnya, maka tritium dan helium-3 memilki sifat kimiawi yang berbeda. Tritium merupakan gas yang ringan, mudah terbakar, dan dapat bereaksi dengan oksigen membentuk H2, sedangkan helium-3 merupakan gas mulia yang bersifat inert (lembam) alias sangat sulit untuk bereaksi dengan atom apapun.

B.3. Isoton
Isoton adalah atom-ataom yang memiliki jumlah neutron sama, tetapi jumlah protonnya berbeda. Isoton suatu atom memiliki sifat fisis dan kimiawi berbeda. Yuk tengok contohnya!

Litium-6 persis memilki jumlah neutron yang sama (6-3=3) dengen helium-5 (5-2=3). Maka Litium-6 dan helium-5 merupakan isoton.

C. MASSA ATOM RELATIF

Untuk mempelajari kimia lebih kuantitatif, kita perlu tahu massa setiap atom. Namun massa suatu atom sangatlah kecil dan sangat sulit untuk diukur secara langsung. Oleh karena itu diperlukan suatu konsep yang dapat mewakili massa atom, namun dengan harga yang lebih sederhana.

Ilmuwan lalu sepakat untuk menjadikan atom karbon-12 sebagai acuan. Kenapa? Alasannya adalah karbon-12 merupakan atom unsur yang melimpah di bumi dan merupakan isotop karbon yang paling stabil. Ilmuwan menetapkan bahwa massa atom karbon-12 adalah tepat 12 smu (satuan massa atom). Jadi, satuannya bukan gram atau kilogram, melainkan sma (satuan massa atom) atau amu (atomic mass unit) atau cukup u, semuanya sama saja, tergantung di negara mana dipakai.  Jadi, misalkan massa atom hidrogen adalah 1/12 kali massa atom karbon, maka massa atom hidrogen adalah:

Contoh lain, jika massa oksigen adalah 4/3 kali massa atom karbon, maka:


D. MASSA ATOM RATA-RATA

Masih ingatkan dengan isotop? Nah, karena setiap unsur terdiri dari isotop-isotopnya, maka kita harus mempertimbangkannya dalam perhitungan massa atom, yang disebut dengan massa atom rata-rata dengan cara menjumlahkan semua massa isotopnya dengan sebelumnya dikalikan dengan kelimpahannya masing-masing. Bingung? Simak contoh berikut:

massa atom rata-rata


Wednesday, May 6, 2015

Verba - Grammar Bahasa Inggris

Kalian  pasti sering menemukan istilah “Verb” dalam bahasa Inggris. Tapi, mungkin sebagian dari kalian belum tahu apa itu “verb”. Verb dalam bahasa Indonesia disebut dengan KATA KERJA atau VERBA. Kalian pasti sudah tahu apa itu kata kerja kan. Kata kerja dalam Indonesia memiliki dua bentuk, yaitu kata kerja bentuk dasar seperti : minum, makan, ajar, duduk, dll. Dan kata kerja jadian atau berimbuhan, seperti : meminum, dimakan, mengajar, belajar, menduduki, dll.  Sedangkan kata kerja dalam bahasa Inggris menurut tenses atau kala-nya terdiri dari beberapa bentuk. Meliputi  kata kerja dasar (to infinitive), present, past, past participle, continuous, dll.

A. Bentuk dasar/ to infinitive
Kata kerja dasar atau to infinitive adalah kata kerja yang akan kita temukan ketika kita mencari di kamus. Misalnya, kata kerja “went”. Kamu tidak akan mendapatkan kata ini di kamus formal, karena kata kerja ini bukan merupakan kata dasar / bentuk kamus, sehingga kamu harus mencari akar kata / bentuk dasarnya, yaitu “go”.

Kata kerja bentuk dasar dapat juga dipakai di dalam kalimat. Biasanya dipakai ketika menggabungkan 2 kata kerja yang saling melengkapi. Dan kata dasarnya diikuti oleh “to”.
Misalnya :

1. I wanted to go to school yesterday.
Pada kalimat di atas, terdapat kata kerja dasar “to go” yang didahului oleh kata kerja berimbuhan, yaitu “wanted” (kata kerja bentuk 2 / past tense).

2. I’m going to read that book.
Pada kalimat di atas, terdapat kata kerja dasar “to read” yang didahului oleh kata kerja “am going” (kata kerja continuous).

B. Bentuk present
Tidak terlalu berbeda dengan kata kerja bentuk dasar, kata kerja bentuk present tidak menggunakan tambahan apapun. Perbedaannya adalah ketika kata kerja ini dilakukan oleh subjek orang ketiga tunggal, yaitu “he” (dia lk), dan “she” (dia pr). Ketika kata kerja bentuk present dilakukan oleh “he” dan “she”, maka kata kerjanya ditambah akhiran –s. untuk lebih jelasnya simak beberapa contoh kalimat di bawah :

1. She writes a letter to her friend.
Pada kalimat di atas kata kerja “write” berubah menjadi “writes” karena bentuk tenses dari kalimat di atas adalah present.

2. He plays badminton.
Play => plays

3. Jaya comes to my house.
Pada kalimat di atas, subjeknya adalah “Jaya”. Yang harus kita ingat adalah “he” , “she” dan “it” adalah kata ganti orang ketiga tunggal. Dan semua nama orang dan benda yang tunggal memiliki sama dengan “he”, “she”, dan “it”. Untuk lebih memahami simak contoh berikutnya :

4. My school has 14 classrooms and 5 laboratories.
My school = it, sehingga kata kerjanya adalah bentuk –s.

5. Dewi wears a beautiful dress.
Dewi = she, sehingga kata kerjanya adalah bentuk –s.

C. Bentuk past
Bentuk past dipakai dalam kalimat ber-tense past. Untuk kata kerja berturan, katanya tinggal ditambah akhiran –ed. Namun untuk kata kerja yang beraturan, kita harus menghafalnya.

a. Regular Verbs (Kata kerja beraturan)
Regular Verbs

b. Irregular Verbs  (Kata kerja tidak beraturan)
Irregular Verbs

D. Bentuk Past Participle
Kata kerja bentuk past participle digunakan dalam kalimat ber-tense perfect dan passive voice. Kata kerja bentuk ini biasanya tidak dapat berdiri sendiri, melainkan didahului oleh suatu kata, semisal have, has, had, dll.

Untuk beberapa kata, kata kerja bentuk past participle memiliki bentuk yang sama persis dengan bentuk past-nya.

Berikut adalah table perbandingan kata kerja bentuk dasar, past, past participle, dan continuous :

a. Regular Verbs
Regular Verbs
b. Irregular Verbs  (Kata kerja tidak beraturan)
Irregular Verbs



*”read” dalam bentuk past dan past participle dibaca berbeda dengan “read” bentuk present, walau tulisannya persis sama. “read” dalam bentuk present diucapkan :/rid, sedangkan “read” dalam bentuk past dan past participle diucapkan :/red.


Atom dan Materi - Kimia Kelas X

A. ATOM, MOLEKUL, DAN PARTIKEL

Apa yang ada di benak kalian ketika mendengar kata "zat kimia"? Formalin, boraks, narkoba, atau pewarna tekstil? Memang itu merupakan zat kimia. Namun apakah kalian juga berpikir bahwa air, batu bara, oksigen yang kalian hirup, bahkan protein-protein penyusun tubuh kalian juga merupakan zat kimia? Ya, betul sekali zat kimia ada di sekitar kita bahkan kita sendiri adalah zat kimia.

Andai kalian mempunyai suatu pisau ajaib dan kalian punya satu lempeng besi berukuran 5 cm x 5 cm, kemudian kalian potong besi tersebut dengan pisau ajaib kalian menjadi ukuran 1 cm x 1 cm, kemudian dipotong lagi menjadi 0,01 cm x 0,01 cm, begitu seterusnya, apa yang akan kalian dapatkan? Mungkin sebagian dari kalian akan berkata tidak akan ada lagi yang tersisa. Jawaban itu tidak salah jika kita tinjau dari sudut pandang makroskopis (mata telanjang). Namun secara mikroskopis (lebih kecil dari yang dapat dilihat melalui mikroskop), kalian akan mendapati pada suatu saat, pisau ajaib kalian tidak mampu lagi membelah besi tadi. Itu akan tercapai ketika kalian telah memotong-motong besi tersebut menjadi atom-atom besi.

Apa itu atom? Atom berasal dari bahasa Yunani “atomos” yang bermakna tak bisa dibagi. Atom merupakan penyusun terkecil semua benda (materi) yang tidak dapat dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil melalui reaksi kimia biasa.  Sedangkan molekul adalah gabungan dari lebih dari satu atom. Secara umum molekul dan atom digolongkan sebagai partikel.


B. MATERI

MATERI adalah segala seuatu yang mempunyai massa dan menempati ruang. Dalam kimia, materi dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain:

B.1. Unsur
Unsur merupakan zat yang tidak bisa diubah menjadi materi lain melalui reaksi kimia. Contoh unsur adalah besi (Fe) dan karbon (C). Yang ada di tabel periodik merupakan unsur. Sejauh ini ilmuwan telah menemukan 90 unsur alami dan 28 unsur buatan, sehingga kalau dijumlahkan ada 118 unsur yang dunia kimia ketahui saat ini.

Unit terkecil penyusun unsur adalah ATOM.

B.2. Senyawa
Ketika unsur Na dan Cl bereaksi, maka NaCl (garam dapur) akan dihasikan. Hasil reaksi antara dua unsur itu merupakan senyawa. Contoh lain, jika kalian mereaksikan unsur hidrogen dan oksigen, maka akan terbentuk senyawa H2O atau yang sering kita sebut dengan air. Dari situ kita dapat menyimpulkan bahwa senyawa merupakan zat yang tersusun atas dua unsur atau lebih.

Unit terkecil penyusun senyawa adalah MOLEKUL. Molekul terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

B.2.a. Molekul diatomis (bhs Yunani: di = dua)
Senyawa diatomis merupakan senyawa yang tersusun atas dua atom sejenis.
Contoh:
N2, O2, dan H2

B.2.b. Molekul poliatomis (bhs Yunani: poli- >> polus = banyak)
Senyawa poliatomis merupakan senyawa yang tersusun atas lebih dari dua atom (sejenis ataupun tidak).
Contoh:
H2O, NH3, dan CO2


B.3. Campuran
Kalau unsur dan senyawa merupakan zat murni, sekarang kita akan mengenal yang namanya campuran. Campuran, seperti yang tergambar jelas dari namanya, merupakan zat yang terdiri dari unsur-unsur, senyawa-senyawa, maupun unsur-senyawa.

Misalkan ketika kalian mencampurkan air putih dengan gula, maka kalian sudah membuat suatu campuran (lebih khususnya larutan). Begitu juga udara yang kita hirup sehari-hari, merupakan campuran, karena terdiri dari berbagai gas, seperti nitrogen (N2), oksigen (O2), karbon dioksida (CO2), dll

Campuran bisa dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

3.a. Campuran homogen (homo=sama)
Campuran yang setiap komponen pembentuknya tidak bisa dibedakan. Seringkali kita menyebutnya larutan. Contohnya adalah ketika kamu melarutkan gula dalam air, maka kamu tidak bisa membedakan lagi yang mana gula dan air. Nah itulah yang dimaksud dengan larutan. Larutan tidak hanya terbatas pada campuran homegen yang mengandung air. Contohnya adalah udara yang kita hirup merupakan larutan.

3.b. Campuran heterogen
Campuran heterogen adalah campuran yang terdiri dari lebih dari satu fasa. Maksudnya adalah ketika kamu melihat campuran antara minyak dan air, kamu bisa membedakan yang mana air dan yang mana minyak kan? Nah berarti campuran minyak-air memiliki dua fasa yang berbeda. Oleh karena itu larutan minyak-air disebut campuran heterogen.

C. SIFAT FISIS DAN KIMIAWI

C.1. Sifat Fisis
Sifat fisis adalah sifat suatu zat yang dapat diamati tanpa merubah struktur kimia (susunan atom/molekul) zat tersebut. Contoh dari sifat fisis adalah warna perak (putih metalik) pada logam perak atau kelenturan karet. Jika kalian ingin mengamati warna perak, kalian tidak harus mereaksikannya dengan zat lain kan? Kalian cukup melihat logam perak tersebut dan kalian sudah langsung bisa menilai bahwa warna perak adalah ya perak. Lalu jika kalian ingin mengamati apakah karet itu lentur, keras, atau rapuh, maka kalian cukup merasakannya dengan indera peraba kalian, atau jika belum cukup, maka kalian bisa menarik atau membengkokannya. Setelah itu apakah karet akan berubah menjadi zat lain? TIDAK kan? Oleh karena itu warna dan kelenturan merupakan sifat fisis.

Beberapa sifat fisis yang umum antara lain:
- Warna
- Kekerasan
- Rapat massa
- Titik didih/beku
- Tekanan uap
- Konduktivitas kalor
- Konduktivitas listrik
- Magnetisme

C.2. Sifat Kimiawi
Sifat kimiawi dapat didefinisikan sebagai sifat suatu zat yang tidak bisa diamati secara langsung tanpa adanya perubah struktur kimiawinya (susunan atom/molekul). Maksudnya begini, jika kalian ingin mengamati apakah bensin mudah terbakar, maka kalian tidak bisa menentukannya hanya dengan menyentuh atau melihatnya saja kan? Kalian harus membakarnya (mereaksikan dengan oksigen) untuk dapat mengetahui apakah bensin itu mudah terbakar kan? Dan lagi, setelah bensin terbakar, kita tidak bisa melihat lagi bensinnya kan? Itulah sifat kimiawi.

Contoh lainnya adalah jika kalian ingin mengetahui apakah besi itu mudah berkarat atau tidak, maka kalian harus menunggu beberapa waktu untuk dapat mengetahuinya. Perkaratan sendiri sebenarnya merupakan reaksi antara suatu logam dengan oksigen membentuk senyawa oksida logam bersangkutan. Sehingga, untuk mengetahui apakah besi mudah berkarat maka kalian harus mereaksikan (atau membiarkannya bereaksi sendiri) dengan oksigen. Andai kata semua besi yang kalian amati habis berkarat, maka kalian tidak akan menemukan besi lagi kan? Yang tersisa hanyalah karat yang tidak lain dan tidak bukan adalah senyawa baru (Fe3O2) yang memiliki sifat fisis berbeda dari besi. Besi (Fe) bersifat keras dan berwarna keperakan sedangkan karat (Fe3O2) bersifat rapuh dan berwarna merah kekuningan. Itulah kenapa kemudahan berkarat (secara umum kereaktifan) merupakan sifat kimiawi.

Sifat kimiawi yang umum antara lain:
- Kemudahan untuk terbakar (flammablity)
- Kereaktifan
- Keberacunan (toksisitas)

D. PERUBAHAN FISIS DAN KIMIAWI
Setelah kita mempelajari jenis-jenis materi, ada baiknya kita juga membahas mengenai perubahan kimia dan fisika, karena ini akan sangat membantu kalian untuk memahami perbedaan unsur, senyawa dan campuran.

D.1. Perubahan Fisis
Andaikata kalian melarutkan garam dalam air. Kemudian, jika kalian ingin memisahkan garam dan air dari larutan garam tersebut, apa yang kalian harus lakukan? Menguapkan airnya kemudian seterlah airnya habis menguap, garam akan mengendap kan?! Tapi apakah garam tersebut berbeda jenis dengan garam yang kalian larutkan tadi? Tetap sama kan. Nah dari situ kita simpulkan, perubahan fisis adalah perubahan yang terjadi pada suatu zat tanpa mengubah sifat zat tersebut (tidak ada zat baru terbentuk). Perubahan fisis biasanya melibatkan perubahan fasa (wujud).

Contoh lainnya adalah, ketika kalian membekukan air, maka akan terbentuk es. Pada kasus ini air hanya berubah fasanya, tapi sifat airnya tetap ada. Buktinya adalah ketika kalian minum air dan makan es batu apakah ada perbedaan rasanya? Atau apakah es batu berubah menjadi beracun atau menjadi mudah terbakar? Tidak kan. Nah berarti perubahan air menjadi es batu tidak mengubah sifat airnya, hanya fasanya (wujudnya).

D.2. Perubahan Kimiawi
Seperti yang kalian ketahui molekul air terdiri dari atom hidrogen dan oksigen. Tapi bisakah kalian mendapatkan hidrogen dan oksigen dengan cara memanaskan atau membekukan air? Jawabannya tentu tidak. Molekul dan atom kita sebut sebagai ZAT MURNI, karena ia terdiri dari zat yang memiliki sifat yang sama. Misalkan air, ia terdiri dari molekul-molekul air yang setiap molekulnya memiliki sifat yang sama.

Untuk memisahkan zat murni, kita hanya bisa menggunakan pemisahan/penggabungan secara kimiawi (pemisahan yang melibatkan perubahan kimiawi), misalnya mereaksikannya dengan zat lain. Dari sini, dapat kita simpulkan bahwa perubahan kimiawi merupakan peruahan yang menghasilkan zat baru.

Misalkan ketika kalian membakar arang (karbon), berarti kalian mereaksikannya dengan oksigen. Apa yang dihasilkan dari pembakaran tersebut? Asap kan. Asap sebagian besar terdiri dari CO2. Seperti yang kita ketahui CO2 memiliki sifat yang sangat berbeda dengan arang dan oksigen kan. Nah itulah perubahan kimiawi.
Diagram Rangkuman Materi
Diagram Rangkuman Materi


Struktur Atom - Kimia Kelas X

A. Subpartikel Atom

Pada awalnya, ilmuwan mengira bahwa atom merupakan partikel terkecil penyusun materi dan tidak bisa dibagi-bagi lagi. Memang tidak salah, namun tidak juga sepenuhnya benar, karena sebenarnya atom masih bisa dibagi lagi menjadi subpartike-subpartikel yang lebih kecil, seperti elektron, proton, dan neutron. Namun pemisahan tersebut harus dengan metode yang berbeda dari hanya reaksi kimia biasa. Nanti kalian akan mempelajari bagaimana hal itu mungkin dilakukan saat kelas 12 semester 2. Untuk saat ini, mari kita kenalan dulu lebih dekat dengan subpartikel-subpartikel tersebut!

A.1. Elektron
Elektron merupakan subpartikel penyusun atom dengan muatan negatif. Salah seorang ilmuwan yang melakukan investigasi tentang elektron adalah J.J. Thompson. Beliau melakukan percobaan dengan tabung sinar katoda. Yaitu tabung yang berisi suatu gas yang kemudian dialirkan listrik melalui gas tersebut.

Percobaan Milikan
Percobaan Milikan
sumber : Chemistry 6th Edition, Brady,et.al hal. 65


Pada tahun 1909, Robert Milikan, seorang ilmuwan Amerika dari Universitas Chicago melakukan eksperimen dengan cara untuk menentukan muatan dan massa elektron. Beliau melakukannya dengan menggunakan sebuah tabung yang terhubung dengan semprotan minyak. Di dalam tabung tersebut dipasang dua lempeng logam tipis yang diberi muatan. Lempeng atas bermuatan positif dan lempeng bawah bermuatan negatif. Kemudian, beliau menyemprotkan minyak ke dalam tabung dengan butiran yang sangat halus. Tetesan halus minyak tadi akan jatuh dan melewati lubang kecil pada pelat bagian atas. Kemudian beliau menembakkan sinar laser pada tetesan minyak tersebut. Ini membuat tetesan-tetesan minyak tersebut bermuatan negatif. Karena bermuatan negatif, maka tetesan minyak akan melayang atau melambat kecepatan jatuhnya. Dengan membandingkan laju jatuh tetesan minyak saat lempeng diberi muatan dan tidak, Milikan dapat muatan elektron adalah sebesar -1,6 x 10-19 C.

2. Neukleus
Nukleus merupakan subpartikel penyusun atom yang tidak bermuatan. Nukleus ditemukan oleh Ernest Rutherford pada 1909. Ia melakukan percobaan dengan suatu lempeng tipis logam yang ditembaki oleh sinar-α yang tidak lain sebenarnya merupakan suatu subpartikel (lebih kecil daripada atom) bermuatan positif. Pada eksperimennya, didapati bahwa sebagian besar sinar dapat menembuts lempeng tipis logam. Namun, ada beberapa yang terpantul kembali. Dari percobaan tersebut ia menyimpulkan bahwa atom tidak hanya tersusun atas elektron yang bermuatan negatif, tetapi juga subpartikel yang lebih besar yang terkonsentrasi di tegah atom, yang kemudian disebut inti atom atau nukleus. Karena adanya inti atom inilah sinar-α dapat terpantul. 

Sebagian Partikel Alfa Terpantulkan dan Terbelokan
Sebagian Partikel Alfa Terpantulkan dan Terbelokan
sumber : Chemistry 6th Edition, Brady,et.al hal. 67


Namun, dengan pertimbangan bahwa lebih banyak lagi sinar-α yang diteruskan, ada indikasi bahwa inti atom dan elektron yang mengelilinginya terpisah oleh jarak yang cukup signifikan relatif terhadap ukuran nukleus dan elektron sendiri. Jadi bisa dikatakan suatu atom sebagian besar hanya terdiri dari ruang hampa. Ibaratnya begini, jika neutron berukuran sebesar bola sepak yang diletakkan di tengah-tengah lapangan bola dan elektron adalah sebuah kelereng, maka jarak antara keduanya mungkin berkilo-kilometer jauhnya. 

A.3. Proton
Proton merupakan subpartikel penyusun atom yang bermuatan positif. Penemuan proton juga tak lepas dari percobaan Ernest Rutherford dalam penemuan nukleus. Karena sinar-α diketahui bermuatan positif, maka subpartikel yang mampu menolak (memantulkan) sinar-α adalah subpartikel bermuatan positif atau paling tidak negatif.

A.4. Neutron
Berlanjut dari percobaannya di atas, Rutherford lalu membandingkan massa seluruh proton yang terkandung dalam atom metal dengan massa atom dengan pengukuran. Didapati bahwa massa atom yang dihitung dengan penjumlahan seluruh proton lebih kecil dibandingkan dengan massa atom sesungguhnya. Sehingga ia dan murid-muridnya menyimpulkan bahwa ada subpartikel lain yang menyumbang pada massa total atom namun tidak bermuatan, yang dinamakan neutron.