A. ASET
Aset adalah sumber-sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan yang biasa dinyatakan dalam satuan uang. Nama lain dari aset adalah HARTA. Kalau kita bicara harta, berarti ia adalah segala sesuatu yang BERHARGA yang kita MILIKI. Karena ia berharga, otomatis dapat kita tukarkan dengan uang. Karena ia milik kita, berarti aset tidak bisa diklaim atau diakui oleh orang lain yang tidak memiliki hak atasnya secara hukum.
Aset terdiri dari 2 macam, yaitu:
1. Aset Lancar
Aset lancar dapat didefinisikan sebagai aset yang saldonya akan banyak mengalami fluktuasi (bertambah-berkurang) dalam kurun waktu kurang dari setahun.
Ia terdiri dari:
- Kas
- Piutang Usaha
- Persediaan
- Perlengkapan Kantor
- Asuransi Dibayar di Muka
- dsb
2. Aset Tidak Lancar
Aset lancar dapat didefinisikan sebagai aset yang saldonya relatif lebih permanen atau tidak mudah berkurang-atau bertambah.
Ia terdiri dari:
- Tanah
- Gedung
- Peralatan
- Mesin
- Saham
- Dsb
INGAT!
SEMUA AKUN ASET (KECUALI PENGURANGNYA, MISAL AKUMULASI PENYUSUTAN) ADALAH BERSALDO NORMAL DI DEBIT.
B. KEWAJIBAN
Kewajiban adalah “utang” yang harus dibayar oleh perusahaan dengan uang atau jasa pada satu masa tertentu di masa yang akan datang. Namun, tidak semua kewajiban berbentuk utang.
Kewajiban juga terdiri dari 2 macam, yaitu:
1. Utang Jangka Pendek
Ia biasanya berjangka 1 tahun atau kurang.
- Utang Usaha
- Utang Wesel
- Pendapatan Diterima di Muka
2. Utang Jangka Panjang
Ia biasanya berjangka lebih dari 1 tahun.
- Utang hipotek
- Utang obligasi
INGAT!
SEMUA AKUN KEWAJIBAN BERSALDO NORMAL DI KREDIT.
C. Modal (Ekuitas)
Mungkin bagi orang awam, modal dan harta itu kurang lebih sama saja. Namun, dalam akuntansi, dua hal ini jelas berbeda. Kalau harta tadi Ian sumber-sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan yang biasa dinyatakan dalam satuan uang. Sedangkan Modal bisa diartikan sebagai hak kepemilikan harta (aset) perusahaan oleh pemilik perusahaan ybs.
Analogi sederhananya seperti ini:
Andaikata kamu ingin membeli laptop seharga Rp 5.000.000. namun, uang kamu Cuma Rp 2.000.000. maka, kamu kemudian meminjam uang ke teman kamu sebesar Rp 3.000.000. Sehingga, uang kamu menjadi Rp 5.000.000, dan kemudian kamu langsung beli laptop tadi yang harganya Rp 5.000.000. Berarti sekarang laptop itu merupakan asetmu (Rp 5.000.000). namun, laptop itu tidak bisa kamu anggap sebagai modal kamu, karena uang untuk membelinya adalah gabungan uang temanmu (Rp 3.000.000) dan uangmu sendiri (Rp 2.000.000). Sehingga, modal kamu yang sesungguhnya adalah harga laptop (aset) dikurangi utangmu (kewajiban), sehingga modal kamu adalah Rp 2.000.000 (Rp 5.000.000 – Rp 3.000.000).
Dari analogi di atas, dapat kita lihat bahwa modal kita adalah uang yang benar-benar dapat kita klaim atau akui dan tidak bisa diklaim oleh orang lain. Itulah modal.